Sarad pulogembal adalah persembahan agung yang dibuat oleh warga subak untuk mengungkapkan rasa syukur kepada para dewa dan dewi atas karunia air yang berkualitas dan lanskap Bali yang subur. Sarana pelengkap upacara yang mencolok mata ini, kerap kali menjulang hingga beberapa meter, merepresentasikan alam semesta Bali secara indah.
Proses pembuatan sarad pulagembal memerlukan waktu yang panjang dan kompleksitas tinggi. Sesajian ini dihiasi figur-figur dari adonan beras berwarna cerah yang disebut sebagai jaja. Figur-figur ini melambangkan elemen-elemen dunia Bali, termasuk manusia, hewan, dan pohon, yang melambangkan harmoni dan keseimbangan kosmis.
Jaja dibuat dengan menguleni tepung beras dan air hangat hingga menjadi adonan, kemudian diberi pewarna yang cerah. Setelah siap, figur-figur tersebut digoreng dan dijemur untuk meningkatkan ketahanannya. Selanjutnya, mereka dirangkai pada rangka bambu atau kayu dalam proses yang disebut metanding, membentuk kreasi yang seimbang dan harmonis.
Satu minggu setelah Nyepi, di awal tahun baru, sarad pulagembal yang telah selesai dibawa dalam prosesi agung ke Pura Ulun Danu Batur, Pura Danau Kawah, dan dipajang di halaman pura.
Mari bersama-sama memasang berbagai jaja untuk membantu perampungan sarad pulagembal ini.