Dalam beberapa dekade terakhir, sistem subak menghadapi ancaman yang semakin serius, mulai dari alih fungsi lahan, ledakan populasi, pariwisata, hingga praktik pertanian modern. Tantangan-tantangan ini, ditambah dengan perubahan iklim, menempatkan masa depan subak pada posisi yang rentan.
Pada tahun 2012, sistem subak terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO dengan judul “Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana.” Pengakuan ini menandai tonggak penting dalam upaya memastikan keberlanjutan subak, sekaligus meningkatkan kesadaran dan dukungan untuk pelestarian serta pemeliharaan sistem kuno ini. Saat ini, organisasi konservasi, komunitas lokal, dan badan pemerintah bersatu dalam upaya kolaboratif untuk mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab dan memperkuat keberlanjutan subak.
Jelajahi empat situs Warisan Dunia UNESCO di Bali dan temukan makna historis, budaya, dan spiritual dari setiap lokasi.