“Kita satu, dalam suka maupun duka.”
Subak adalah asosiasi petani yang bersifat komunal, demokratis, dan mengatur diri sendiri, di mana para anggotanya bekerja bersama dengan tujuan yang sama, yaitu bercocok tanam padi. Untuk memastikan bahwa setiap anggota mendapatkan perlakuan yang setara dan adil, subak menjalankan aturan berdasarkan awig-awig, yaitu naskah peraturan tertulis yang mereka buat sendiri untuk mengatur komunitasnya.
Kepala subak, atau pekaseh, dipilih oleh para anggota. Pekaseh membantu mengatur pertemuan rutin dan mewakili subak dalam pertemuan eksternal. Di bale subak, tempat berlangsungnya perundingan, suara setiap anggota didengar. Di sini, setiap keputusan, aturan, atau konflik dibahas dan diselesaikan secara musyawarah.
Dalam subak, pekaseh memimpin para anggota dalam mengoordinasikan pengelolaan air, mengorganisir ritual di pura air, merencanakan jadwal irigasi, dan memilih varietas padi yang akan ditanam. Para petani menyelaraskan pola tanam dan jadwal irigasi mereka, seringkali dengan berkonsultasi dengan subak lainnya, untuk menciptakan keseimbangan optimal antara berbagi air yang terbatas dan mengurangi serangan hama. Subak juga memikul tanggung jawab untuk menjaga sarana dan prasarana irigasi.