Disalin oleh Made Oka Salain (2024)
Dituturkan oleh Ida Pedanda Made (1937)
Dihadiahkan kepada Steve Lansing (sekitar 1980)
Manuskrip Lontar
Dimensi: 37,5 x 4 cm (Setiap Lembar)
Naskah tradisional ini memuat dua teks keagamaan. Manuskrip ini ditulis dengan cara mengukir aksara pada permukaan daun siwalan yang telah dipersiapkan, lalu menggosokkannya dengan abu untuk menghitamkan tulisan.
Terjemahan Ayat: “Jika upacara ritual tidak dilakukan di pura Ulun Siwi, di pura Masceti, dan kepada Rambut Sedana, maka sawah berundak tidak akan produktif, segalanya tidak akan cukup, hasil akan sedikit, tidak cukup untuk makan atau minum, karena sari-sari kehidupan akan diambil kembali oleh dewa-dewi Gunung Agung dan Batur, sehingga wilayah ini akan dilanda kekeringan, terjadi wabah dan epidemi, manusia akan dilanda kesusahan, oleh dewa yang bersemayam di pura Ulun Siwi.”
Naskah ini berfokus pada pengetahuan tentang para dewa dan dewi yang berperan dalam pertanian. Naskah ini menekankan tanggung jawab para petani untuk mengakui anugerah Dewi Sri, Dewi Padi dan Kesuburan; serta Dewi Danu, Dewi Danau, melalui persembahan dan upacara yang dilakukan berdasarkan perhitungan kalender ritus.